button-whatsapp
We do not received extra charges
Head Office

BAP Building, Jakarta

Online Support

info@bestada.co.id

Call Center :

+6221 8043 0900

Contact Info

Checklist Memulai Proyek di Software House: Panduan Lengkap untuk Sukses dari Awal

Checklist Memulai Proyek di Software House: Panduan Lengkap untuk Sukses dari Awal

Checklist Memulai Proyek di Software House: Panduan Lengkap untuk Sukses dari Awal

Memulai proyek di software house bukan sekadar menulis kode dan membuat aplikasi. Agar proyek berjalan lancar dan hasilnya sesuai harapan, perlu persiapan yang matang sejak tahap perencanaan. Checklist berikut akan membantu Anda memastikan semua aspek penting sudah siap sebelum proyek benar-benar dimulai.

1. Tentukan Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek

Langkah pertama dalam memulai proyek di software house adalah menetapkan tujuan utama. Apa yang ingin dicapai dari pengembangan perangkat lunak ini? Apakah untuk efisiensi internal, meningkatkan layanan pelanggan, atau memperluas jangkauan bisnis?

Selain itu, ruang lingkup proyek (scope) harus dijelaskan secara rinci:

  • Fitur utama dan tambahan

  • Platform yang digunakan (web, mobile, desktop)

  • Integrasi dengan sistem lain

  • Estimasi waktu dan biaya

Ruang lingkup yang jelas akan mencegah terjadinya scope creep, yaitu penambahan fitur di luar rencana yang bisa menghambat progres.

2. Kumpulkan Kebutuhan (Requirement Gathering)

Tahap ini adalah inti dari perencanaan proyek. Software house biasanya akan melakukan analisis kebutuhan dengan klien melalui wawancara, workshop, atau dokumen bisnis.

Pastikan semua kebutuhan pengguna dicatat dalam Software Requirement Specification (SRS) agar tidak ada miskomunikasi di kemudian hari.

Checklist tahap ini:

  • ✅ Dokumen kebutuhan lengkap

  • ✅ Use case dan user flow sudah disetujui

  • ✅ Wireframe awal atau mockup tersedia

3. Bentuk Tim Proyek yang Tepat

Keberhasilan proyek sangat bergantung pada komposisi tim. Di software house profesional, tim biasanya terdiri dari:

  • Project Manager: mengatur timeline dan komunikasi dengan klien

  • UI/UX Designer: mendesain tampilan dan pengalaman pengguna

  • Frontend & Backend Developer: membangun fitur dan sistem

  • QA Tester: memastikan kualitas produk sebelum rilis

Pastikan setiap anggota memahami perannya, serta memiliki akses ke tools kolaborasi seperti Jira, Trello, Slack, atau Notion.

4. Tentukan Teknologi dan Arsitektur Sistem

Sebelum pengembangan dimulai, software house perlu menentukan tech stack yang akan digunakan. Pilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan skalabilitas proyek.

Contoh keputusan penting:

  • Bahasa pemrograman: JavaScript, Python, atau Kotlin

  • Framework: React, Laravel, Django

  • Database: MySQL, PostgreSQL, MongoDB

  • Cloud hosting: AWS, GCP, Azure

Dokumentasikan keputusan ini agar konsisten di seluruh fase pengembangan.

5. Buat Rencana Proyek (Project Plan)

Project plan berfungsi sebagai peta jalan (roadmap) proyek. Dokumen ini mencakup:

  • Timeline pengembangan

  • Pembagian sprint (jika menggunakan metode Agile)

  • Milestone dan deliverables

  • Risiko yang mungkin muncul dan strategi mitigasinya

Software house yang berpengalaman biasanya menggunakan metodologi Agile atau Scrum agar proyek bisa beradaptasi dengan perubahan kebutuhan klien.

6. Persiapkan Infrastruktur dan Tools

Sebelum coding dimulai, pastikan semua tool dan infrastruktur sudah siap:

  • Repositori Git (GitHub, GitLab, Bitbucket)

  • CI/CD pipeline untuk otomatisasi build dan deployment

  • Server pengujian (staging environment)

  • Sistem pelaporan bug

Hal ini membantu memastikan workflow berjalan efisien dan terukur.

7. Komunikasi dan Pelaporan Berkala

Transparansi adalah kunci hubungan baik antara klien dan software house. Tentukan jadwal komunikasi rutin:

  • Laporan mingguan progres proyek

  • Demo sprint atau versi beta

  • Review milestone bersama klien

Dengan komunikasi yang jelas, potensi miskomunikasi dapat ditekan seminimal mungkin.

8. Uji Kualitas (Testing) Sebelum Launching

Sebelum aplikasi dirilis, lakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan semua fungsi berjalan dengan baik. Jenis testing yang umum dilakukan antara lain:

  • Unit Testing

  • Integration Testing

  • User Acceptance Testing (UAT)

  • Performance & Security Testing

Pastikan semua bug kritis diperbaiki sebelum aplikasi diluncurkan ke publik.

9. Rencana Deployment dan Maintenance

Setelah aplikasi siap, software house akan melakukan deployment ke server produksi. Namun pekerjaan tidak berhenti di situ.
Buat rencana maintenance dan support agar sistem tetap stabil dan dapat berkembang sesuai kebutuhan pengguna di masa depan.

Kesimpulan

Dengan mengikuti checklist di atas, Anda dapat memastikan setiap proyek di software house berjalan dengan terencana, efisien, dan sesuai ekspektasi. Perencanaan yang matang sejak awal bukan hanya menghemat waktu dan biaya, tetapi juga meningkatkan peluang keberhasilan produk.

Baca Juga: Peran CTO saat Bekerja dengan Software House

Checklist Memulai Proyek di Software House: Panduan Lengkap untuk Sukses dari Awal

Baca Informasi

22 Oct 2025

Peran CTO saat Bekerja dengan Software House

Baca Informasi

21 Oct 2025

Apa Itu Software Lifecycle di Software House?

Baca Informasi

20 Oct 2025

Cara Menjadi Client Ideal di Software House

Baca Informasi

17 Oct 2025

Apa Itu Teknologi Backend?

Baca Informasi

16 Oct 2025

Punya pertanyaan? Hubungi kami!

Kami dapat menyediakan segala yang Anda butuhkan untuk bertransformasi, optimasi, dan pengembangan bisnis.